KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN
Rasa
ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia.
Sifat tersebut akan mendorong manusia bertanya untuk mendapatkan
pengetahuan. Setiap manusia yang berakal sehat sudah pasti memiliki
pengetahuan, baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur
tentang suatu obyek. Pengetahuan dapat dimiliki berkat adanya
pengalaman atau melalui interaksi antara manusia dengan
lingkungannya. Secara universal, terdapat tiga jenis pengetahuan yang
selama ini mendasari kehidupan manusia yaitu: (1) logika yang dapat
membedakan antara benar dan salah; (2) etika yang dapat membedakan
antara baik dan buruk; serta (3) estetika yang dapat membedakan
antara indah dan jelek. Kepekaan indra yang dimiliki, merupakan modal
dasar dalam memperoleh pengetahuan tersebut.
Salah
satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah pengetahuan
ilmiah yang lazim dikatakan sebagai “ilmu”. Ilmu adalah bagian
pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat dikatakan ilmu. Ilmu
adalah pengetahuan yang didasari oleh dua teori kebenaran yaitu
koherensi dan korespondensi. Koherensi menyatakan bahwa sesuatu
pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut konsisten dengan
pernyataan sebelumnya. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui
pendekatan logis atau berpikir secara rasional. Korespondensi
menyatakan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan
tersebut didasarkan atas fakta atau realita. Koherensi dalam
pengetahuan diperoleh melalui pendekatan empirik atau bertolak dari
fakta. Dengan demikian, kebenaran ilmu harus dapat dideskripsikan
secara rasional dan dibuktikan secara empirik.
Koherensi
dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh telah melahirkan
cara mendapatkan kebenaran ilmiah. Proses untuk mendapatkan ilmu agar
memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara berpikir yang
rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta.
Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah
melalui penelitian. Penelitian sebagai upaya untuk
memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses berpikir
ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. Metode
ilmiah adalah kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan
ilmiah. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode ilmiah
mengandung dua unsur penting yakni pengamatan (observation)
dan penalaran (reasoning). Metode ilmiah didasari oleh
pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin diterima sebagai suatu
kebenaran maka pernyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau
diuji kebenarannya secara empirik (berdasarkan fakta). Dengan
adanya makalh ini diharapkan, pembaca dapat lebih memahami secara
detail tentang penelitian yang berkaitan dengan skripsi dan
sebagainya.
PENGERTIAN
METODE PENELITIAN
1.
Pengertian Metode
Metode
secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang
berarti cara atau jalan menuju suatu jalan. Secara terminologi,
menurut Rosady Ruslan (2008: 24) metode adalah kegiatan ilmiah yang
berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu
subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban
yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk
keabsahannya. Sedangkan menurut Kuntowijoyo metodologi atau science
of methods adalah ilmu yang membicarakan jalan dan cara (Basri, 2006:
1). Sedangkan menurut Arif Subyantoro dan FX. Suwarto (2007: 65)
metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian dengan
langkah-langkah sistematis. Kumpulan metode disebut metodik, dan ilmu
yang mempelajari metode-metode disebut metodologi.
2.
Pengertian Penelitian
Penelitian
menurut Soerjono Soekanto adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis,
sistematis, dan konsisten (Rasady Ruslan, 2008: 24). Dapat diambil
kesimpulan dari pembahasan tersebut, bahwa sistem dan metode yang
dipergunakan untuk memperoleh informasi atau bahan materi suatu
pengetahuan ilmiah yang disebut dengan metodologi ilmiah. Pada sisi
lain dalam kegiatan untuk menemukan hal-hal yang baru merupakan
prinsip-prinsip tertentu atau solusi (pemecahan masalah) tersebut
penelitian. Jadi metode penelitian adalah cara kerja untuk dapat
memahami objek penelitian. Banyak definisi tentang penelitian
tergantung sudut pandang masing-masing. Penelitian dapat
didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu
masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat
pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara
sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta
menarik kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik
tertentu.
Pengertian
tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian
adalah langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian
merupakan penelaahan terkendali yang mengandung dua hal pokok yaitu
logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan secara
empiris(Sudjana,
2001). Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai
dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujian data
sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakan empiris
jika sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar
pemikiran atau rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara
berpikir rasional yang didasari oleh logika/penalaran dan cara
berpikir empiris yang didasari oleh fakta/ realita.
METODE
PENELITIAN
Metodelogi
penelitian adalah cara atu strategi menyeluruh untuk menemukan atau
memperleh data yang diperlukan. Metode penelitian harus dibedakan
dari teknik pengumpulan data yang merupakan teknik yang lebih
spesifik untuk memperoleh data. Metdelogi dapat dibedakan menjadi 3
yaitu: historic, metede survey dan metode eksperimen. Metede historik
digunakan jika data yang dipergunakan terutama yang berkaiatan dengan
masa lalu, sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan terutama
adalah studi dukumenter atau mungkin juga studi artifak.
Metode
survey merupan metode untuk memperoleh data yang ada pada saat
penelitian dilakukan. Data dapat dikumpulkan meelui bebrapa teknik
seperti wawancara dan pengamatan atau observasi. Metode survey ini
dapat berupa survey deskriptif dan dapat juga survey analitif. Metode
eksperimen digunakan jika data yang digunakan jika data yang
diinginkan sengaja ditimbulkan atau didorong munculnya. Dorongan atau
ransangan untuk pemunculan data tersebut merupan variable bebas atau
disebut juga perlakuan (reatmen) jadi dalam eksperimen akan dicari
hubungan sebab akibat anatara variable bebas dan variable terikat.
Penelitian yang akan mencari hubungan sebab akibab tersebut.
KARAKTERISTIK
PENELITIAN
Penelitian
memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan aktivitas pada
umumnya. Karena itu dalam membuat proposal maupun laporan penelitian,
peneliti hendaknya memperhatikan karakteristik yang terkandung di
dalamnya.
1.
Penelitian harus Sistematis
Proposal
maupun laporan penelitian merupakan suatu aktivitas yang terstruktur,
mengandung unsur-unsur yang merupakan butir-butir pemikiran dan
aktivitas. Unsure-unsur tersebut harus diungkapkan secara runtun dan
dilakukan secara bertahap, dipaparkan secara berurutan, sehingga
terlihat dan terasa jelas alur pikirannya dan mudah dipahami oleh
pembaca (transferable).
2.
Penelitian harus Logis dan Rasional
Penelitian
harus logis artinya penelitian tersebut memiliki alur pikir yang
benar dalam arti adanya kesesuaian antara instrumen, prosedur
penelitian yang digunakan dengan hasil penelitian yang diperoleh,
sehingga memiliki alur pikir yang benar dan bisa dinalar. Setiap
pilihan dan keputusan harus logis dan rasional. Proposal atau laporan
penelitian harus mengandung penjelasan yang logis atau alas an yang
kuat dalam menetapkan pilihan, langkah, dan prosedur penelitian.
3.
Penelitian harus Empirik
Proposal
atau laporan penelitian harus mengungkapkan atau berkenaan dengan
dunia nyata yakni dunia yang dapat diobservasi dengan indra, sehingga
setiap orang dapat mengindranya.konsep-konsep atau istilah-istilah
penelitian harus sudah secara tegas diaplikasikan ke dunia
penelitian, jangan masih bersifat umum atau mengambang.
4.
Penelitian Bersifat Redukatif
Aktivitas
penelitian harus dapat mereduksi (mengurangi) bahkan menghilangkan
keraguan menjadi kepastian, dari ketidaktahuan atau ketidakjelasan
suatu objek pengamatan menjadi jelas. Hal ini dikarenakan aktivitas
penelitian yang sistematis untuk memperoleh data sehingga mampu
memberi pernyataan yang logis dan rasional.
5.
Penelitian Bersifat Replicable dan Transmitable
Replicable
maksudnya dapat diteliti ulang dan transmitable dapat dipahami untuk
dapat digunakan hasil penelitiannya. Untuk itu laporan penelitian
harus dapat dan mudah dipahami oleh para pembaca. Sehingga penelitian
harus bersifat terbuka dan dibuat laporannya untuk dipublikasikan.
6.
Penelitian harus Memiliki Kegunaan
Pengungkapan
tentang kegunaan suatu penelitian harus secara jelas dinyatakan baik
dalam proposal maupun laporan penelitian. Minimal suatu penelitian
harus memiliki kegunaan praktis dalam arti mampu memberi rekomendasi,
saran kepada komunitas, kelompok atau institusi dalam meningkatkan
kualitas hubungan atau pelayanan publiknya. Di samping itu penelitian
bisa mempunyai manfaat akademik atau teoritik untuk pengembangan ilmu
pengetahuan.
Selain
ketentuan di atas, pihak peneliti juga harus mengacu kepada beberapa
hal dalam melakukan aktivitas penelitian yaitu sebagai berikut:
1.
Objektif dalam penyajian yang deskriptif, sistematis, dan analisis
2.
Serba relatif, bahwa kebenaran ilmiah yang diajukan bukanlah hal
mutlak dan hasilnya dimungkinkan dapat dibantah atau diuji
kebenarannya.
3.
Netral, dalam pengungkapan fakta yang sesungguhnya tidak berkaitan
dengan nilai-nilai baik atau buruk.
4.
Skeptis, adanya keraguan atas pernyataan-pernyataan yang belum
memiliki kekuatan dasar-dasar pembuktian.
5.
Sederhana, tidak terlalu rumit dalam kerangka berpikir, perumusan
pernyataan dan pembuktiannya tetap berdasarkan kebenaran ilmiah yang
baku.
RUANG
LINGKUP PENELITIAN
1.Menurut
penggunaannya
Jenis
penelitian jika dilihat dari segi penggunaannya dapat digolongkan
menjadi:
a. penelitian dasar atau penelitian murni ( pure research)
a. penelitian dasar atau penelitian murni ( pure research)
LIPI
memberi devinisi sebagai berikut:
Penelitian
dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
pengatahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa
suatu tuajuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu
tidak dapat segera dipakai kecuali untuk jangka waktu panjang.
b. penelitian terapan(applied research)
b. penelitian terapan(applied research)
batasan
yang diberikan lipi ialah: penelitian terapan adalah setiap
penelitian yan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan
suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dicapai
untuk keperluan praktis.
- menurut penggunannya
jenis
penelitian dilihat dari metodenya adalah sebagai berikut:
a. penelitian histories
a. penelitian histories
b.
penelitian filsofis
c.
penelitian observasional
d.
penelitian experimental
3.
menurut sifat penelitiannya
sesuai
dengan tugas penelitian yaitu untuk memnerikan menerangkan meramalkan
dan mengatasi permasalahan atau persalan maka penelitian dapat
digolongkan dari sudut pandang ini sehingga penggolongan ini bias
mencangkup penggolongan yang disebut terdahulu. Berdasarkan
penggolongan ini dapat dipilih rancangan penelitian yang sesuai.
Ada delapan jenis penelitian itu yaitu:
Ada delapan jenis penelitian itu yaitu:
a.
penelitian histories
b.
penelitian deskritif
c.
peneltian perkembangan
d.
penelitian kasus dab penelitian lapangan
e.
penelitian korelaional
f.
penelitian kausal-komperatif
g.
penelitian experimental
h.
penelitian tindakan
TUJUAN
UMUM PENELITIAN
Uraian
di atas memperlihatkan bahwa penelitian adalah penyaluran rasa ingin
tahu manusia terhadap sesuatu/masalah dengan melakukan tindakan
tertentu (misalnya memeriksa, menelaah, mempelajari dengan
cermat/sungguh-sungguh) sehingga diperoleh suatu temuan berupa
kebenaran, jawaban, atau pengembangan ilmu pengetahuan. Terkait
dengan ilmu pengetahuan, dapat dikemukakan tigatujuan umum
penelitianyaitu:
- Tujuan Eksploratif,penelitian dilaksanakan untuk menemukan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang diperoleh melalui penelitian betul-betul baru belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya suatu penelitian telah menghasilkan kriteria kepemimpian efektif dalam MBS. Contoh lainnya adalah penelitian yang menghasilkan suatu metode baru pembelajaran matematika yang menyenangkan siswa.
- Tujuan Verifikatif, penelitian dilaksanakan untuk menguji kebenaran dari sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap infromasi atau ilmu pengetahuan tertentu. Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktian adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan. Contoh lainnya adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji efektivitas metode pembelajaran yang telah dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di Indonesia.
- Tujuan Pengembangan, penelitian dilaksanakan untuk mengembangkan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam ilmu pegetahuan yang telah ada. Misalnya penelitian tentang implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem penjaminan mutu (Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya telah berhasil diterpakan dalam organisasi bisnis/perusahaan.
PERAN
METODE ILMIAH DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Metode
Ilmiah
Menurut
Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan
prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan
kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah
adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu
interelasi.”
Metode
Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para
ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini
menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol.
Menurut A. Nashrudin, S.IP, M,Si (dossuwanda.wordpress.com ),
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode
ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai
berikut:
1.
Berdasarkan fakta
2.
Bebas dari prasangka
3.
Menggunakan prinsip-prinsip analisa
4.
Menggunakan hipotesa
5.
Menggunakan ukuran objektif
6.
Menggunakan teknik kuantifikas
Pengertian
Metode Berfikir Ilmiah
Pengertian
Metode Berpikir Ilmiah Secara etimologi, metode berasal dari bahasa
yunani yaitu kata meta (sesudah atau dibalik sesuatu) dan hodos
(jalan yang harus ditempuh). jadi metode adalah langkah-langkah (cara
dan teknis) yang diambil, menurut urutan atau sistematika tertentu
untuk mencapai pengetahuan tertentu, Metode menurut Senn,merupakan
suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai
langkah-langkah yang sistematis. Metodologi merupakan suatu
pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode
tersebut. Jadi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari
peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah.Metode berpikir
ilmiah merupakan prosedur, cara atau teknik dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut ilmu, jadi ilmu merupakan pengetahuan yang
didapatkan lewat metode ilmiah atau dengan kata lain bahwa suatu
pengetahuan baru dapat disebut suatu ilmu apabila diperoleh melalui
kerangka kerja ilmiah, syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu
pengetahuan bisa disebut ilmu ,tercantum dalam apa yang dinamakan
metode ilmiah. Pendapat lain mengatakan bahwa metode ilmiah adalah
sebuah prosedur yang digunakan ilmuwan dalam pencarian kebenaran
baru. Dilakukan dengan cara kerja sistematis terhadap pengetahuan
baru dan melakukan peninjauan kembali kepada pengetahuan yang telah
ada.
Tujuan
Penggunaan Metode Ilmiah
Tujuan
dari penggunaan metode ilmiah adalah tuntutan supaya ilmu pengetahuan
bisa terus berkembang seiring perkembangan zaman dan menjawab
tantangan yang dihadapi. Dengan berbagai riset yang dilakukan oleh
para ilmuwan guna mengembangkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan
(sains) yang akan mempermudah dari persoalan-persoalan manusia.
Metode
ilmiah merupakan sebuah konsep dimana para ilmuwan mencoba untuk
meneliti disetiap masing-masing ilmu pengetahuan yang akan
mengembangkan ilmu-ilmu tersebut dengan menggunakan metode-metode
ilmiah.
Manfaat
Metode Berpikir Ilmiah
Seperti
diketahui bahwa berpikir adalah kegiatan mental yang menghasilkan
pengetahuan. Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja
pikiran,dengan menggunakan metode berpikir ilmiah manusia bisa terus
meng Update pengetahuan menggali dan mengembangkannya. Sifat ingin
tahu pada diri manusia mendorong manusia mengungkapkan pengetahuan,
meski dengan cara dan pendekatan yang berbeda.M. Solly Lubis
menjelaskan bahwa manusia mampu mengembangkan pengetahuannya karena
dua hal: pertama, manusia mempunyai bahasa yang dapat dijadikan media
untuk mengkomunikasikan informasi dan jalan pikirannya;dan kedua,
manusia memiliki kemampuan berpikir berdasarkan suatu alur dan
kerangka berpikir tertentu, dengan kata lain, bahasa yang komunikatif
dan nalar memungkinkan manusia mengembangkan pengetahuannya, dan
nalar sebagai bagian dari kegiatan berpikir memiliki dua ciri utama
yaitu logis dan analitis Secara historis, terdapat empat cara manusia
memperoleh pengetahuan yang tadi disebut sebagai pelekat dasar
kemajuan manusia, keempat cara tersebut adalah:
- Berpegang pada sesuatu yang sudah ada (metode keteguhan);
- Merujuk kepada pendapat ahli (metode otoritas);
- Berpegang pada intuisi(metode intuisi);
- Menggunakan metode ilmiah.
Cara
pertama Sampai cara ketiga, disebut sebagai cara kebanyakan orang,
atau orang awam dan cenderung tidak efisien, dan kurang produktif
bahkan terkadang tidak objektif dan tidak rasional. Sedangkan
cara terakhir, yaitu metode ilmiah adalah cara ilmiah yang dipandang
lebih rasional, objektif, efektif dan efisien. Cara yang keempat ini
adalah cara bagaimana para ilmuwan memperoleh ilmu yang dalam
prakteknya metode ilmiah untuk mengungkapkan dan mengembangkan ilmu
dikerjakan melalui cara kerja penelitian.Bahwamanusia
disadari atau tidak akan selalu menghadapi masalah, manusia selalu
dituntut untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya bagaimana
seorang nelayan agar bisa mendapatkan ikan yang banyak, petani
agar tanamannya tidak diserang hama dengan hasil yang memuaskan,
termasuk bagaimana cara mendidik anak tentu semua itu ada metode
penyelesaiannya terlepas dari apakah permasalahan itu, modusnya sama
dengan yang pernah terjadi dulu sekalipun dengan tantangan baru maka
metode penyelesaiannya pun harus baru pula. Karena itulah tuhan
memberikan manusia akal pikiran, agar manusia mengoptimalkan
fasilitas yang sudah diberikan oleh tuhannya agar bisa menjawab
tantangan zaman dan permasalahan yang muncul dengan seting sosial dan
modus yang berbeda pula. Masalahnya bisakah manusia bercocok tanam,
menangkap ikan, mendidik anak dengan baik tanpa adanya metode
tertentu dalam melahirkan pengetahuan. Dan pengetahuan diperoleh
melalui sebuah sistem tata fikir yang dilakukan manusia, oleh karena
itu, hal inimenunjukan bahwa penelitian ilmiah dengan metode ilmiah
memiliki peranan penting dan memberikan manfaat yang banyak dalam
membantu manusia dalam memecahkan permasalahannya. Pengetahuan
mempunyai sistem dan ilmu adalah pengetahuan yang sistematis,
pengetahuan yang dengan sadar menuntut kebenaran, dan melalui metode
tertentu.
Prosedur
Berpikir Ilmiah Penalaran rasional dan empiris
Prosedur
berfikir ilmiah penalaran rasional dan empiris merupakan dua model
yang selalu menjadi sumber sekaligus metodologis dalam menghasilkan
ilmu pengetahuan, ilmu yang dihasilkan dari sumber tadi, selalu
menuntut dilakukan observasi dan penjelajahan baru terhadap masalah
yang dihadapi dari pra anggapan (hipiotesis/dedukasi), pengujian
dilakukan melalui studi lapangan(empiris/induksi). Jadi metode ilmiah
adalah penggabungan antara cara berpikir deduktif (rasional) dan
induktif (empiris) dalam membangun pengetahuan.Secara rasioanal maka
ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif,
sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang
sesuai dengan fakta dan yang tidak. Dengan demikian bahwa semua teori
ilmiah harus memenuhi dua syarat utama yakni:
a)
Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak
terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan; dan
b)
Harus cocok dengan fakta-fakta empiris sebab teori yang sekiranya
tidak didukung oleh pengujian empiris tidak dapat diterima
kebenarannya secara ilmiah.
Jadi
logika ilmiah merupakan gabungan antara logika deduktif dan logika
induktif dimana rasionalisme dan empirisme hidup berdampingan
dalam sebuah sistem.Teori apapun
konsistennya jika tidak didukung pengujian empiris maka tidak dapat
diterima kebenarannya secara ilmiah. begitupun sebaliknya seberapa
pun faktualitasnya fakta-fakta yang ada, tanpa didukung asumsi
rasional maka ia hanya akan menjadi fakta yang mati yang tidak
memberikan pengetahuan kepada manusia.Oleh karena
itu, sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan
rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, yang
biasanya disebut hipotesis. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban
sementara terhadap permasalahan yang kita hadapi, hipotesis berfungsi
sebagai penunjuk jalan yang memungkinkan kita untuk memperoleh
jawaban. Hipotesis disusun berdasarkan cara kerja deduktif,
dengan mengambil premis-premis dari penetahuan ilmiah yang sudah
diketahui sebelumnya. Penyusunan hipotesis berguna untuk menunjang
terjadinya konsistensi pengembangan ilmu secara keseluruhan dan
menimbulkan efek kumulatif dalam kemajuan ilmu. Hipotesis dapat
menjadi jembatan pemanduan antara cara kerja deduksi dan
induksi.Langkah selanjutnya setelah penyusunan hipotesis adalah
menguji hipotesis tersebut dengan mengkonfrontasikannya,
mengkomunikasikannya dengan dunia fisik yang nyata, dalam proses
pengujian ini merupakan pengumpulan fakta yang relevan dengan
hipotesis yang diajukan. fakta-fakta ini bisa bersifat sederhana yang
bisa langsung ditangkap oleh panca indra ada juga yang
harusmenggunakan alat seperti teleskop dan mikroskop.Dengan adanya
jembatan berupa penyusunan hipotesis, metode ilmiah sering dikenal
sebagai proses logico-hypofhetico-verifikafio (logic, hipotetik,
sekaligus verifikatif). Perkawinan berkesinambungan antara deduksi
dan induksi disebut dengan prosedur berpikir ilmiah. proses induksi
diperlukan untuk melakukanvverifikasi atau pengujian hipotesis di
mana dikumpulkan fakta-fakta empiris untukmenilai apakah sebuah
hipotesis didukung oleh fakta atau tidak.
Nazir
(1988) dalam buku Metode Penelitian, menyimpulkan bahwa penelitian
dengan menggunakan metode ilmiah, sekurang-kurangnya dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
Merumuskan
serta mendefinisikan masalah
Langkah
pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan
dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan, masalah tersebut
didefinisikan serta jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan
dipecahkan.
Mengadakan
studi kepustakaan
Langkah
kedua adalah mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti
sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan.
mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindari
oleh seorang peneliti.
Memformulasikan
hipotesa
Merupakan
jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang
materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang
dikembangkan.
Menentukan
model untuk menguji hipotesa
Setelah
hipotesa-hipotesa ditetapkan, langkah selanjutnya adalah merumuskan
cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang
telah lebih berkembang, seperti ilmu ekonomi misalnya, pengujian
hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework) yang
telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk
mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisit terdapat
dalam hipotesa, untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia.
Pengujian
hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut.
Data tersebut bisa saja data primer ataupun data sekunder yang akan
dikumpulkan oleh peneliti.
Mengumpulkan
data
Peneliti
memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan
fakta yang digunakan untuk menguji hipotesis perlu dikumpulkan.
Teknik
pengumpulan data akan menjadi berbeda tergantung dari masalah yang
dipilih serta metode yang digunakan. Misalnya, penelitian yang
menggunakan metode percobaan, maka data diperoleh dari plot-plot
percobaan yang dibuat sendiri oleh peneliti. Penelitian yang
menggunakan metode sejarah ataupun survei normatif, data diperoleh
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden, baik secara
langsung ataupun dengan menggunakan questionair.
Menyusun,
menganalisa, dan memberikan interpretasi
Setelah
data terkumpul, peneliti menyusun data untuk mengadakan analisa.
Sebelum analisa dilakukan, data tersebut disusun lebih dahulu untuk
mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk tabel ataupun
membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa,
maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data
tersebut.
Membuat
generalisasi dan kesimpulan
Setelah
tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari
penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan.
Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa.
Apakah hipotesa benar untuk diterima, ataukah hipotesa tersebut
ditolak. Apakah hubungan-hubungan antarfenomena yang diperoleh akan
berlaku secara umum ataukah hanya berlaku pada kondisi khususnya
saja.
Membuat
laporan ilmiah
Langkah
akhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah
tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut.
Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri pula.
Metode
ilmiah digunakan dalam berbagai bidang, seperti :
Ilmu
Biologi
Manajemen
Informatika
Ilmu
Komputer
Persahaman
Ilmu
Sosial
Farmasi
Pertanian
Pendidikan
Ilmu
Ekonomi
Ilmu
Pengetahuan Alam
Sifat
Ilmu Pengetahuan dan Metode Ilmiah:
a) Logis
atau masuk akal, yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir
yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
Definisi, aturan, inferensi induktif, probabilitas, kalkulus, dll.
merupakan bentuk logika yang menjadi landasan ilmu pengetahuan.
Logika dalam ilmu pengetahuan adalah definitif. Obyektif atau sesuai
dengan fakta. Fakta adalah informasi yang diperoleh dari pengamatan
atau penalaran fenomena.
b) Obyektif dalam
ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung pada
suasana hati, prasangka atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut
obyektif mengandung arti bahwa kebenaran ditentukan oleh pengujian
secara terbuka yang dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena.
c) Sistematis yaitu
adanya konsistensi dan keteraturan internal. Kedewasaan ilmu
pengetahuan dicerminkan oleh adanya keteraturan internal dalam teori,
hukum, prinsip dan metodenya. Konsistensi internal dapat berubah
dengan adanya penemuan-penemuan baru. Sifat dinamis ini tidak boleh
menghasilkan kontradiksi pada azas teori ilmu pengetahuan.
d) Andal yaitu
dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang
ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan. Ilmu pengetahuan
bersifat umum, terbuka dan universal.
e) Dirancang, Ilmu
pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya. Ilmu pengetahuan
dikembangkan menurut suatu rancangan yang menerapkan metode ilmiah.
Rancangan ini akan menentukan mutu keluaran ilmu pengetahuan.
f) Akumulatif, Ilmu
pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum, dll. yang
terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila ada kaedah yang salah, maka
kaedah itu akan diganti dengan kaedah yang benar. Kebenaran ilmu
bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak dan final,
sehingga dengan demikian ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan
terbuka.
Kesimpulan
Pengertian
dan Hakikat Metode Penelitian yaitu Rasa Ingin Tahu yang
mendorong terjadinya penelitian. Penelitian merupakan penyaluran
hasrat keingintahuan manusia dalam taraf keilmuan atau dapat juga
diartikan sebagai mempertanyakan. Penelitian merupakan suatu proses.
Peneliti adalah orang yang melakukan kajian atau penelitian atas
berbagai fenomena-fenomena yang terjadi. Metode
Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Berfikir
ilmiah harus bersifat skeptik, analitik, dan kritik.
1.
Skeptik yaitu selalu menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung
setiap pernyataan
2.
Analitik yaitu selalu menganalisa setiap pertanyaan atau persoalan
mana yang relevan dan mana yang tidak relevan.
3.
Kritik yaitu selelu mendasarkan pikiran dan pendapat kita pada logika
dan teori-teori dan mampu menimbang berbagai hal secara objektif
berdasar data dan analisis akal sehat (commonsense).
Terkait
dengan ilmu pengetahuan, dapat dikemukakan tiga tujuan umum
penelitian yaitu:
- Tujuan Eksploratif, penelitian dilaksanakan untuk menemukan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang diperoleh melalui penelitian betul-betul baru belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya suatu penelitian telah menghasilkan kriteria kepemimpian efektif dalam MBS. Contoh lainnya adalah penelitian yang menghasilkan suatu metode baru pembelajaran matematika yang menyenangkan siswa.
- Tujuan Verifikatif, penelitian dilaksanakan untuk menguji kebenaran dari sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap infromasi atau ilmu pengetahuan tertentu. Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktian adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan. Contoh lainnya adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji efektivitas metode pembelajaran yang telah dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di Indonesia.
- Tujuan Pengembangan, penelitian dilaksanakan untuk mengembangkan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam ilmu pegetahuan yang telah ada. Misalnya penelitian tentang implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem penjaminan mutu (Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya telah berhasil diterpakan dalam organisasi bisnis/perusahaan.
Cara
ilmiah didasarkan pada ciri-ciri keilmuan:
1.
Rasional
2.
Empiris
3.
Sistematis
Sifat
Penelitian Ilmiah yaitu selalu mempertanyakan pengetahuan-pengetahuan
yang telah ada serta harus memerikasa kembali kemampuannya untuk
membantu kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kita hadapi pada
saat ini dan esok, serta bukannya bagaimana kemampuan memecahkan
persoalan kemarin. Karena itu, sifat peneliti ilmiah adalah
berkemauan serta berkemampuan mempertahankan obyektivitas hasil
penelitian, berkemauan serta berkemampuan menyesuaikan diri dalam
arti luas serta bersifat terbuka.
DAFTAR
PUSTAKA
Diambil
dan adaptasi dari Bahan Belajar Mandiri Kegiatan Pelatihan Pengawas
Sekolah. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen
Pendidikan Nasional. 2008
Abdulloh,
Taufik. Ilmu sosial dan tantangan zaman.2006. Jakarta:
Rajawali Press
Wallace,
Walter L.Metoda logika Ilmu sosial.1994. Jakarta : Bumi Aksara
(diterjemahkan Drs. Lailil Kodar)
Soehartono
Irawan. 2000. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hamidi.
2004. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Malang: UM Malang
Jalaluddin Rakhmat.1997.Metode Penelitian
Kmunikasi.Bandung: Remaja Rosdakarya
Ditulis
untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian dengan dosen
pengampu Afid Burhanuddin, M.Pd.
9bet Casino Review - Bonuses, Games & Welcome Bonus - Casinoinjapan
BalasHapus9bet Casino Review - Get jeetwin Your Welcome Bonus 10bet at 9bet! Read our review and find out how to claim your welcome bonus and win the